Di Zona Pengembangan Proksimal dan Perancah Vygotsky
Beberapa teori Desain Instruksional telah menjadi kontroversial pada masanya seperti zona perkembangan proksimal (ZPD) dan teori scaffolding psikolog Lev Vygotsky, yang pertama kali diterbitkan pada awal 1930-an. Karyanya memisahkannya dari ahli teori kontemporer lainnya yang menganjurkan bahwa ada usia ideal yang paling cocok untuk belajar. Vygotsky percaya bahwa ada tahapan ideal, bukan usia, dalam hal pembelajaran. Melalui penelitiannya yang cermat, ia menyoroti dampak signifikan dari interaksi sosial dalam lingkungan belajar.
Dalam teori Vygotsky, belajar adalah proses sosial yang membutuhkan interaksi dengan individu lain yang lebih berpengetahuan, seperti guru, mentor, atau Pakar Materi Pelajaran (UKM). Melalui interaksi reguler dengan para ahli ini, pelajar dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang tidak dapat mereka kembangkan sendiri. Mari kita lihat lebih dekat konsep-konsep ini dan diskusikan bagaimana mereka mengoptimalkan hasil belajar jika diterapkan dalam konteks kehidupan nyata.
Zona Perkembangan Proksimal Vygotsky
Menurut Vygotsky, interaksi sosial adalah fondasi pembelajaran. Zona perkembangan proksimal adalah konsep psikologi perkembangan dan pendidikan yang mengacu pada serangkaian tugas yang dapat dilakukan oleh pembelajar melalui interaksi sosial dengan orang lain yang lebih berpengetahuan (MKO). Teori ini pada dasarnya menggambarkan kesenjangan antara kemampuan pembelajar ketika bertindak secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan MKO. Zona ini terdiri dari serangkaian tugas yang dapat dilakukan oleh masing-masing peserta didik melalui bimbingan ahli. Oleh karena itu, ini bukanlah konsep yang tetap dan cenderung bervariasi dari satu pelajar ke pelajar lainnya, tergantung pada tingkat perkembangan mereka saat ini, pengetahuan sebelumnya, dan pengalaman, serta kualitas bimbingan yang mereka terima.
ZPD Vygotsky menilai tingkat perkembangan kognitif individu saat ini dibandingkan dengan tingkat perkembangan kognitif potensial mereka; ruang antara tingkat ini adalah zona perkembangan proksimal. Bergerak dari tingkat ke tingkat, setiap siswa semakin dekat dengan tujuan pembelajaran mereka. Namun, mencapai tujuan ini membutuhkan interaksi dan keterlibatan reguler dengan MKO. Untuk meningkatkan level di zona perkembangan proksimal, seseorang harus menyelesaikan masalah dengan bantuan instruktur yang lebih cakap. Selain itu, tugas dan masalah yang harus diselesaikan oleh pembelajar harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka saat ini, bahkan jika pembelajar tidak sepenuhnya mampu menyelesaikannya sendiri. Untuk memperoleh pengetahuan baru dan bergerak menuju tujuan pembelajaran, individu harus berhasil menyelesaikan tugas yang mencerminkan kemajuan mereka pada skala perkembangan kognitif pribadi mereka.
Teori Perancah
Dalam konteks ini, scaffolding adalah alat pembelajaran yang digunakan siswa untuk tingkat lanjut di zona perkembangan proksimal. Tugas-tugas ini diselesaikan dalam peningkatan kecil yang dapat dikelola. Semua langkah yang diambil pelajar menuju tujuan pembelajaran mereka dilaksanakan dengan bantuan instruktur atau mentor mereka. Pada dasarnya, scaffolding membimbing siswa melalui zona perkembangan proksimal.
MKO biasanya menggunakan metode scaffolding dengan memberikan bimbingan yang terfokus selama proses pembelajaran. MKO mengidentifikasi tingkat perkembangan kognitif siswa saat ini bersama dengan tingkat perkembangan kognitif potensial mereka dan fokus pada penawaran instruksi dan tugas yang bertujuan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Melalui interaksi sosial dengan pembelajar, MKO menawarkan perancah sehingga pembelajar mereka dapat bergerak menuju tujuan pembelajaran mereka secara lebih efektif, mengumpulkan keterampilan dan pengetahuan baru di sepanjang jalan.
Nilai Konsep Ini Dan Peran MKO
ZPD adalah pendahulu teladan dari apa yang sekarang kita sebut “pembelajaran yang dipersonalisasi”. Dengan mengidentifikasi zona perkembangan proksimal setiap siswa, instruktur dapat menyesuaikan pelajaran dan kursus mereka dengan cara yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa mereka. Dengan cara ini, guru atau pembimbing menjadi tokoh sentral dalam zona perkembangan proksimal dan kontributor utama bagi pengalaman belajar siswa yang optimal. Selain itu, menggunakan teori scaffolding dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan meningkatkan retensi. Konsepnya mengharuskan setiap tugas dipecah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola, membuat pembelajar lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan baru, memahami informasi secara menyeluruh, dan mempertahankannya.
Selain itu, menerapkan teori Vygotsky dapat membantu MKO lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa mereka dengan mengajarkan pendekatan pemecahan masalah yang lebih sistematis kepada siswa dengan cara yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Terakhir, ZPD sangat cocok untuk penanaman lingkungan belajar kolaboratif. Melalui diskusi kelompok dan proyek, siswa dapat belajar untuk saling merancah pembelajaran dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman. Ini dapat menumbuhkan lingkungan dialog terbuka di mana pembelajar merasa nyaman mengajukan pertanyaan dan, pada akhirnya, mengisi kesenjangan pengetahuan mereka dengan lebih efisien. Belum lagi, kolaborasi melengkapi pekerjaan MKO dengan membangun instruksi mereka pada tingkat peer-to-peer, yang selanjutnya memperkuat aspek sosial dari model tersebut.
Langkah-Langkah Menerapkan Zona Perkembangan Proksimal Dan Scaffolding Pada Ruang Kelas
- Identifikasi ZPD siswa Anda
Mengetahui tingkat pengetahuan masing-masing individu saat ini dan zona perkembangan proksimal mereka, instruktur dapat memberikan panduan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembelajaran tertentu. - Adakan sesi individu reguler dengan siswa Anda
Inti penerapan teori Vygotsky di kelas adalah untuk menawarkan perancah bagi setiap siswa sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajarannya. Faktanya, landasan model ZPD adalah bagaimana interaksi sosial dengan mentor yang lebih berpengetahuan dapat membantu siswa mencapai potensi penuh mereka. - Dorong interaksi peer-to-peer
Seperti disebutkan sebelumnya, belajar adalah proses sosial yang harus dilakukan melalui kolaborasi dengan individu yang lebih mampu. Mendorong diskusi peer-to-peer dan proyek kelompok dapat sangat membantu siswa dalam mengambil langkah lain menuju tujuan pembelajaran mereka. - Sesuaikan tugas dan alokasikan masalah
Dengan sengaja memberikan tugas dan kegiatan pemecahan masalah yang secara khusus disesuaikan dengan ZPD masing-masing siswa dapat lebih lanjut membantu keberhasilan penerapan teori Vygotsky dan menghasilkan hasil belajar yang optimal. Mendedikasikan jumlah waktu ekstra untuk mempersonalisasi tugas setiap siswa bisa sangat bermanfaat.
Kesimpulan
Penggunaan zona perkembangan proksimal dan scaffolding Vygotsky dalam lingkungan belajar dapat menumbuhkan ruang belajar kolaboratif yang memanfaatkan preferensi belajar masing-masing siswa dan membantu mereka mendekati tugas dengan cara yang sistematis. Konsep-konsep ini menyoroti pentingnya pembelajaran yang dipersonalisasi dan cara interaksi sosial dapat menjadi nilai yang besar selama proses pembelajaran. Pada akhirnya, ZPD dan scaffolding adalah konsep serbaguna yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan kasus. Terakhir, jika Anda sedang mencari teori dan konsep menarik lainnya, lihat daftar Model dan Teori Desain Instruksional kami!
Referensi