Apa itu Pembelajaran Berbasis Kasus?
Pembelajaran berbasis kasus menunjukkan bahwa siswa harus disajikan dengan skenario atau kasus kehidupan nyata. Hal ini menempatkan siswa sebagai pusat, membiarkan mereka mengeksplorasi materi pembelajaran melalui contoh dan menghasilkan solusi dan kesimpulan berdasarkan pengetahuan yang ada. Akibatnya, mereka dapat memahami materi pelajaran dengan lebih efektif dan berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka. Model pembelajaran berbasis kasus melibatkan empat langkah. Yang pertama mengharuskan guru untuk memilih skenario kehidupan nyata yang relevan untuk dipelajari siswa. Selanjutnya, siswa menganalisisnya dan mencoba memahami masalah yang disajikan. Pada langkah ketiga, siswa perlu menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam pelajaran untuk memecahkan kasus tersebut. Terakhir, mereka harus merefleksikan keseluruhan proses dan mengidentifikasi di mana mereka membutuhkan perbaikan dan jika mereka telah memahami subjeknya. Jelajahi model pembelajaran berbasis kasus secara lebih mendetail dan lihat mengapa model ini populer di kalangan pembelajaran berdasarkan pengalaman.
Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Kasus
Giat belajar
Model pembelajaran ini menempatkan siswa dalam sorotan dan memberi mereka tanggung jawab penuh atas materi pembelajaran. Ini karena mereka perlu menggabungkan pengetahuan mereka yang ada dengan apa yang mereka pelajari saat ini untuk memecahkan masalah kasus, memberi mereka peran aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, mereka memahami materi pelajaran lebih dalam dan dapat mempertahankan apa yang telah mereka pelajari untuk rentang waktu yang lebih lama.
Skenario Kehidupan Nyata
Kasus dan contoh nyata yang telah terjadi atau dapat terjadi menawarkan pendekatan pelajaran yang lebih realistis. Ini membantu siswa melihat sisi praktis dari materi pelajaran dan di mana itu dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Akibatnya, mereka lebih siap menghadapi situasi relevan yang mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari mereka dan melihat bagaimana pelatihan mereka terkait dengan karier masa depan mereka.
Berpikir kritis
Model pembelajaran berbasis kasus menuntut siswa untuk mengembangkan solusi mereka sendiri untuk masalah yang disajikan, yang mendorong pemikiran kritis. Mereka perlu mengetahui detail dan menyaring informasi yang benar untuk dianalisis, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Proses ini juga membantu mereka meningkatkan keterampilan analitis mereka, saat mereka belajar mengumpulkan, membaca, dan menggunakan bukti untuk mendukung pendapat mereka.
Kolaborasi
Siswa bekerja dalam kelompok untuk mempelajari suatu kasus dan memecahkan suatu masalah. Mereka menjadi lebih sosial dan belajar untuk membentuk hubungan profesional yang efektif dengan rekan-rekan mereka. Selain itu, saat mereka bekerja bersama, mereka mendapat manfaat dari mendengarkan perspektif yang berbeda dan membangun keterampilan kerja sama tim. Dalam banyak hal, model mempersiapkan siswa untuk mengekspresikan diri di depan orang lain dan mengartikulasikan pemikiran dan ide mereka.
Efektivitas biaya
Pembelajaran berbasis kasus dapat dibangun dengan biaya murah karena pendidik dapat menggunakan kembali apa yang sudah mereka miliki atau membuat skenario teknologi rendah. Plus, tidak perlu berinvestasi dalam sumber daya fisik jika mereka menggunakan platform online untuk mengembangkan dan mendistribusikan konten.
Penilaian Otentik
Daripada belajar untuk ujian yang hanya menuntut siswa untuk menghafal materi, dalam pembelajaran berbasis kasus, mereka harus benar-benar menerapkan pengetahuan mereka untuk menemukan solusi. Ini memberikan penilaian yang lebih akurat tentang pemahaman mereka tentang materi pelajaran dan kemampuan untuk menggunakan apa yang telah mereka pelajari di dunia nyata. Model ini juga menawarkan umpan balik yang lebih bermakna kepada siswa tentang pekerjaan mereka, sehingga mereka tahu apa yang dapat mereka lakukan dengan lebih baik atau ke mana harus memfokuskan perhatian mereka ke depan.
Menarik
Penggunaan skenario praktislah yang membuat pembelajaran berbasis kasus begitu menarik. Ini sangat membantu bagi siswa yang kesulitan dalam pengaturan ruang kelas tradisional dan mudah bosan atau terganggu. Model ini juga menciptakan rasa pencapaian bagi siswa karena sering kali ada banyak pekerjaan yang dilakukan untuk memecahkan masalah, dan mereka memiliki rasa bangga ketika mereka mencapai hasil terbaik dan usaha mereka membuahkan hasil.
Dimana Model Dapat Diterapkan?
Obat
Model pembelajaran berbasis kasus digunakan di sekolah kedokteran untuk mengajar siswa tentang pengobatan dan diagnosis. Para siswa diperlihatkan kasus pasien dalam kehidupan nyata dan harus mempelajarinya untuk menemukan informasi yang penting, membuat diagnosis, dan kemudian menerapkan apa yang telah mereka pelajari untuk menemukan perawatan yang tepat.
Hukum
Di sekolah hukum, model ini digunakan untuk mengajar siswa menganalisis kasus hukum. Setelah meninjau kasus masa lalu atau saat ini, mereka harus mengidentifikasi masalah hukum dan membuat argumen yang valid berdasarkan pemahaman mereka tentang hukum dan prinsip hukum yang sesuai.
Bisnis
Sekolah bisnis menggunakan model ini untuk menyajikan kasus pengembangan bisnis atau masalah manajemen lainnya kepada siswa mereka. Kemudian, siswa perlu menilai situasi dan menghasilkan strategi bisnis yang dapat membantu organisasi mengatasi tantangan dan mencapai tujuannya.
Psikologi
Pelajar diperlihatkan kasus pasien dalam kehidupan nyata dan perlu mengidentifikasi gangguan mental atau masalah mendasar yang memerlukan bantuan seorang profesional. Kemudian, mereka dapat merencanakan perawatan dan bahkan membuat skrip untuk sesi terapi dengan pasien yang terlibat dalam kasus tersebut.
Bagaimana Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Kasus
Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran
Sebelum memilih kasus yang ingin mereka bagikan dengan siswa, pendidik perlu mengetahui apa yang ingin mereka capai bersama mereka. Setiap skenario harus relevan dengan bidang studi dan tujuan pembelajaran khusus dari setiap siswa.
Pilih Kasus yang Sesuai
Pendidik juga harus memastikan bahwa kasus-kasus tersebut cukup menantang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah siswa. Selain itu, skenario dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa karena tidak semua orang memiliki preferensi belajar yang sama dan orang yang berbeda dapat melakukannya pada tingkat kesulitan yang berbeda.
Memberikan Bimbingan
Bagian terpenting dari pembelajaran berbasis kasus adalah agar pendidik menawarkan dukungan selama proses pemecahan kasus untuk memastikan bahwa siswa memahami langkah-langkah yang harus mereka ambil. Bimbingan dapat diberikan melalui ceramah, diskusi, dan umpan balik atas kinerja mereka selama ini.
Mengevaluasi Kinerja Siswa
Langkah terakhir dalam proses ini adalah pendidik mengembangkan alat penilaian yang akan membantu mereka mengidentifikasi apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran mereka dan telah mencapai hasil pelajaran yang diinginkan. Alat tersebut dapat mencakup tugas tertulis, presentasi, esai kelompok, atau bahkan ujian lisan.
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis kasus adalah pendekatan yang efektif, karena berfokus pada kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan yang baru mereka temukan dan mengaitkannya dengan basis yang sudah ada sebelumnya. Namun, pendidik harus menyadari keterbatasan dan tantangan yang terkait dengan model ini. Misalnya, prosesnya bisa memakan waktu jika materi pelajarannya lebih kompleks dan beragam. Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mempekerjakan mitra outsourcing untuk meluncurkan strategi pembelajaran berbasis kasus Anda, lihat daftar penyedia konten eLearning terbaik kami.