Apakah Anda Membuat Kesalahan Pembelajaran yang Didorong oleh Kesalahan Ini?

Dalam dunia bisnis modern yang serba cepat, kesalahan hanya bisa terjadi. Namun, tergantung pada manajer L&D yang berpengalaman untuk menemukan cara mengubahnya menjadi kesempatan belajar yang akan membawa tim mereka maju. Faktanya, pembelajaran berbasis kesalahan bisa menjadi alat yang ampuh untuk pengembangan tenaga kerja Anda selama Anda tahu cara menerapkannya dengan benar. Dalam artikel ini, kami mengeksplorasi 6 jebakan pembelajaran yang digerakkan oleh kesalahan yang perlu Anda waspadai untuk memanfaatkan teknik pembelajaran yang sangat bermanfaat ini.

Yang Harus Dihindari Saat Menerapkan Pembelajaran Berbasis Kesalahan

1. Terlalu Fokus Pada Kesalahan

Pembelajaran berbasis kesalahan didasarkan pada identifikasi dan analisis kesalahan untuk mendapatkan wawasan berharga yang akan mendukung perjalanan pembelajaran tenaga kerja Anda. Namun, berfokus hanya pada kesalahan yang dilakukan karyawan Anda bukanlah teknik terbaik, karena dapat menyebabkan pola pikir negatif dan membuat mereka enggan menunjukkan inisiatif dan mempercayai diri sendiri. Selain itu, penting untuk diingat bahwa pembelajaran yang digerakkan oleh kesalahan melengkapi metode pelatihan lainnya dan tidak dapat membentuk keseluruhan strategi pelatihan Anda. Berdasarkan informasi tersebut, pastikan untuk tetap konsisten dengan analisis kesalahan tanpa menunjukkannya secara berlebihan kepada karyawan Anda untuk menjaga kreativitas dan kepercayaan diri mereka.

2. Meminimalkan Kesalahan

Sisi berlawanan dari spektrum akan terlalu sedikit memperhatikan kesalahan. Mengakui dan merangkul kesalahan Anda adalah langkah kritis namun rumit dalam pembelajaran berbasis kesalahan. Seringkali, karyawan dan bahkan pemimpin bersikap defensif atau malu ketika mereka melakukan kesalahan, dan sebagai akibatnya, mereka mencoba menyembunyikannya. Namun, tidak ada kemajuan yang dapat dibuat dengan pendekatan ini, karena kesalahan yang tidak ditunjukkan dan ditangani dengan tepat pasti akan terulang di masa depan. Oleh karena itu, pastikan untuk membangun lingkungan kerja yang mengedepankan kejujuran dan pengertian sehingga lebih mudah bagi Anda untuk menentukan area yang perlu diperbaiki.

3. Lalai Untuk Mencari Akar Masalah

Setiap kali kesalahan terdeteksi, penting bagi para pemimpin untuk mengetahui bahwa langkah selanjutnya adalah analisis komprehensif untuk mendeteksi apa penyebabnya. Meskipun sebagian besar organisasi berpikir bahwa mereka memberi perhatian yang tepat pada kesalahan, mereka sering kali hanya melakukan analisis tingkat permukaan yang gagal menemukan akar penyebab masalah. Sebaliknya, yang mereka capai hanyalah perbaikan sementara yang tidak menjamin masalah tidak akan muncul lagi. Jika Anda ingin menghindari jebakan pembelajaran yang digerakkan oleh kesalahan ini, Anda harus mendorong pemimpin tim dalam organisasi Anda untuk melihat dengan cermat setiap kesalahan untuk mengidentifikasi pola dan membuat perubahan yang diperlukan.

4. Menganalisis Data Tidak Efektif

Dan cara apa yang lebih baik untuk melakukan analisis yang tepat atas kesalahan yang dilakukan karyawan Anda, selain mengumpulkan data dan memprosesnya sesuai dengan itu? Meskipun mungkin untuk mengumpulkan tim untuk mengumpulkan dan menganalisis data, kami menyarankan untuk memanfaatkan alat analitik pembelajaran yang akan memberi Anda wawasan yang lebih komprehensif mengenai intervensi yang perlu Anda lakukan dalam organisasi Anda untuk meningkatkan efisiensi dan keterampilan tenaga kerja Anda. Selain itu, alat tersebut tidak hanya akan membantu Anda menganalisis kesalahan tetapi juga memberi Anda informasi berharga tentang keterlibatan, kepuasan, dan kemajuan karyawan.

5. Tidak Menciptakan Lingkungan Yang Aman Dan Mendukung

Dasar dari pembelajaran yang digerakkan oleh kesalahan adalah memberikan kebebasan kepada karyawan untuk melakukan kesalahan tanpa takut akan konsekuensinya. Tentu saja, kami tidak mengatakan bahwa kesalahan harus didorong, tetapi itu juga tidak bisa menjadi surat merah yang dibawa-bawa oleh karyawan. Jika Anda ingin menggunakan kesalahan sebagai alat pembelajaran, penting bagi Anda untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bersahaja yang tidak menghukum kecelakaan atau menargetkan karyawan untuk kesalahan tersebut. Ketika Anda berhasil menumbuhkan budaya tempat kerja yang mendukung di mana kejujuran dan pengertian dihargai, Anda akan dapat dengan cepat membantu karyawan belajar dari kesalahan mereka dan meningkatkan kinerja mereka.

6. Memberikan Umpan Balik yang Tidak Memadai

Akhirnya, perangkap pembelajaran berbasis kesalahan terakhir yang perlu diingat adalah gagal berkomunikasi secara efektif dengan tim Anda tentang pelajaran yang dipetik melalui proses ini. Dalam kerangka lingkungan yang terbuka dan menerima, kesalahan dan pengetahuan yang diperoleh darinya tidak dapat dirahasiakan. Justru sebaliknya, sangat penting bagi Anda untuk sering memberikan umpan balik agar semua orang mengetahui keefektifan teknik pembelajaran ini. Belum lagi dengan cara ini, Anda akan dapat meningkatkan budaya belajar berkelanjutan, meningkatkan kemajuan belajar, dan mengurangi kemungkinan kesalahan berulang.

Kesimpulan

Memanfaatkan kesalahan sebagai alat pembelajaran adalah teknik yang bagus untuk menunjukkan area yang membutuhkan perbaikan, mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam bisnis Anda, dan memotivasi karyawan untuk menjadi pembelajar seumur hidup. Namun, untuk menikmati manfaat ini, Anda perlu menyadari beberapa jebakan pembelajaran yang didorong oleh kesalahan yang harus Anda hindari. Anda dapat menggunakan tip yang kami bagikan dalam artikel ini sebagai pedoman dasar untuk memasukkan strategi ini ke dalam program pelatihan karyawan Anda dan menuai hasil penuh.